Senin, 29 Desember 2014

Menulis namamu

Kuambil lembaran kertas dari bukukuyang sengaja kukosongkan untuk menuliskan namamu. Menyusunnya bersama riuh daun yang meranggas di musim kemarau, meringkasnya dengan mimpi murni yang terperangkap rinai-rinai hujan. Meski rapuh dan kuyup, kekasih, sungguh tak akan berhenti kukais dan kueja dengan tabah...

Sabtu, 27 Desember 2014

Minggu, 21 Desember 2014

Bunga kecil kepada lebah

Semalaman aku membuat puisi ini untukmu. Mengenai bunga kecil di pinggir danau, yang tampak layu, namun belum kering. Karena ada yang tidak biasa. Diam - diam ia menitipkan doa yang sama kepada matahari yang mengambang tenang diatas kepalanya. Menitipkan harapan yang sama kepada ribuan rintik hujan. Rindu...

Rabu, 17 Desember 2014

Verifikasi Vs. Deadline

            Verifikasi dalam  kerja jurnalisme merupakan suatu hal yang sangat penting, namun verifikasi sulit dilakukan jika deadline penulisan sangat singkat. Setujukah Anda jika verifikasi diabaikan karena persoalan deadline? Dengan kata...

Sabtu, 27 September 2014

Sore tak lagi jingga

Sore ini kau mengajakku lagi ke sebuah bukit. Kita biasa datang kesini. Hampir setiap hari. Bercanda, tertawa, berbaring diatas rumputnya. Menikmati jingga sore hari. Indah. Tapi sore ini tidak seperti sore - sore lalu. Bukan karena langit malang berawan, bukan juga karena simfoni yang dimainkan hujan. Bukan. Coba...

Sabtu, 30 Agustus 2014

Sebuah keinginan

Aku ingin melihatmu bahagia. Menjadi daun kering terakhir di senja itu, berbesar hati meninggalkan pohon yang tak lagi membutuhkannya, bersama angin. Aku ingin mempercayaimu. Seperti daun kering terakhir, percaya kepada angin yang mengajaknya berjalan - jalan, kemanapun mereka berlabuh. Aku...

Selasa, 19 Agustus 2014

Menjadi aku

Dipinggir jalan, dipayungi oleh lampu jalan, kita menengadah ke langit malam ini. Ada pameran lukisan yang dipertontonkan oleh bintang - bintang itu. Dia terkesima memandangi pameran itu. Tapi aku, hanya diam memandangi kesombongan-Mu yang ada pada dirinya. Kesombongan itu adalah kesempurnaan. Tak...

Desa Pinggir Rel

Dengan lori kayu, senja hari kami datangi desa pinggiran rel yang berbatu tajam. Angkuh sekali bebatuan itu. Namun, batu itu tidak cukup tajam bagi anak - anak disana. Tidak cukup tajam bagi mereka yang bermain bola. Tidak juga bagi mereka yang bercanda diatas besi - besi rel. Tak kulihat amarah. Hanya...

Kamis, 29 Mei 2014