Sabtu, 10 Agustus 2013

Isu Budaya

TUGAS OKK
“ISU BUDAYA”
Mengapa Budaya Indonesia Diklaim Oleh Negara Lain?












Christofer Verrel
FISIP/Ilmu Komunikasi
1306407123

Mengapa Budaya Indonesia Diklaim Oleh Negara Lain?
Indonesia adalah negara yang terdiri dari ratusan pulau yg teresebar dari sabang sampai merauke. Indonesia juga terletak diantara 2 benua dan 2 samudera. Letak geografis ini yang membuat Indonesia memiliki suku, ras, agama, dan budaya yang sangat beragam. Tidak terhitung ada berapa banyak keberagaman budaya yang ada di Indonesia, mulai dari keragaman budaya yang murni di lahirkan di Indonesia, sampai budaya yg dilahrikan karena adanya akulturasi budaya dari budaya murni dan budaya pendatang. Di era globalisasi, sangat memudahkan terjadinya pengeksploran dan pengeksposan budaya, bahkan percampuran budaya secara teruka karena cepatnya pertumbuhan teknologi dari masa ke masa yang memungkinkan penyampaian dan penerimaan informasi secara cepat dari satu individu dengan individu lain, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Namun, era globalisasi ini mempunyai dampak yang negatif pula terhadap budaya yang kita miliki. Baru baru ini saja kita mendengar tentang pengklaiman budaya kita terhadap negara lain. Hal ini cukup memprihatinkan, terutama karena para remaja yang seharusnya mampu melestarikan budaya Indonesia namun pada akhirnya mereka hanya bisa marah tanpa solusi yang jelas, diam dan tidak mampu berbuat apa apa, bahkan tidak jarang mereka yang bersikap tidak peduli akan hal ini. Dari masalah ini lah saya tertarik mengangkat topik sesuai dengan judul saya “Mengapa budaya Indonesia Diklaim Oleh Negara Lain?” sebagai topik yang akan saya bahas dalam esai saya berikut ini.
Beberapa bulan terakhir, isu pengklaiman sering terdengar di Indonesia. Seperti tari nusantara, alat musik hingga ke makanan nusantara yg diklaim oleh negara lain. Ini seharusnya menjadi keprihatinan yang sangat mendalam bagi kita rakyat, dan harus kita perhatikan. Tidak menutup kemungkinan kalau suatu saat nanti Indonesia tidak mempunyai ciri khas keragaman budaya akibat dari ulah para pengklaim budaya. Mungkin saat ini hanya beberapa negara yang mengklaim budaya budaya kita dan kita masih mampu menyelamatkannya, tapi kita tidak bisa menutup mata kita terhadap negara negara lain yang bisa mengancam keberadaan budaya budaya kita. Mungkin kita seringkali melihat para demonstran memprotes dan mengecam pemerintah akan pengklaiman budaya kita yang dilakukan negara lain. Mereka menuding bahwa pemerintahlah yang seharusnya bertanggung jawab atas apa yang dilakukan negara lain terhadap budaya kita. Namun, pemerintah bukan satu satunya orang yang harus disalahkan dan bertanggung jawab terhadap kasus yang terjadi ini. Negara ini bukanlah negara yang bisa dimainkan seperti di perminan monopoli. Yang mampu di kontrol oleh satu orang atau hanya beberapa orang. Tidak mungkin pemerintah mampu melakukan kontrol sendiri dengan sangat baik terhadap suatu isu tanpa bantuan dari rakyatnya sendiri. Salah satunya isu pengklaiman budaya ini. Terutama teori demokrasi yang dinyatakan oleh Abraham Lincoln, “Demokrasi adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Dan sebagai negara penganut sistem demokrasi yang semuanya berasal dari tangan rakyat, seharusnya rakyatlah yang menjadi pelindung aktif dari segala ancaman yang terjadi terhadap negara kita, bukan hanya memprotes pemerintah yang tidak becus. Tetapi kita harus berkaca terhadap diri sendiri. Tanyakan pada diri sendiri “Apa yang sudah saya lakukan untuk negara ini?” jangan hanya menuntut “Apa yang negara berikan untuk saya?”.
Selain beberapa faktor diatas, ada beberapa faktor yang membuat pengklaiman ini sering terjadi kepada negara kita. Berikut adalah beberapa faktornya.
Kurangnya kesadaran masyarakat kita akan keberagaman budaya yang kita miliki. Kita tidak bisa menyalahkan negara lain yang dengan sangat mudah mengklaim budaya kita. Negara yang memiliki budayanya yang seharusnya menjaga dan melestarikan budaya itu sendiri tidak memiliki kesadaran yang baik akan budayanya sendiri. Rasa kepemilikan budaya ini baru muncul ketika budaya kita sudah terancam atau diklaim oleh negara lain. Lalu apa yang kita lakukan? Kita hanya mampu memarahi, memaki maki, mengejek negara tersebut yang mengklaim budaya kita. Toh, mereka mempunyai tujuan baik untuk mengembangkan dan lebih memelihara budaya yang walaupun bukan miliknya. Tapi, kembali lagi kita harus melihat kepada diri kita sendiri. “Apa yang sudah kita lakukan untuk menjaga kelestarian budaya kita?” nyatanya hampir dari kita akan menjawab tidak ada. Haruskah kita selalu disadarkan dengan ancaman dan pengklaiman terlebih dahulu?
Gengsi masyarakat Indonesia yang besar. Masyarakat Indonesia lebih senang dan lebih bangga jika melakukan perjalanan ke luar negeri, daripada harus bersusah payah melestarikan budaya Indonesia yang mereka anggap terlalu tradisional dan tidak modern. Padahal kalau kita lihat mata dunia, mereka sangat terkesan dengan keindahan budaya Indonesia sangat beragam. Kalau orang orang dari negara lain bahkan dunia saja mampu menghargai dan mengapresiasikan budaya kita, mengapa kita yang memilikinya masih tidak mampu?
Kurangnya sosialisasi pemerintah Indonesia terhadap masyarakat Indonesia. Selain kurangnya sosialisasi dari pemerintah Indonesia terhadap masyarakat Indonesia, jumlah penduduk indonesia yang menjadi terbanyak ke-4 di dunia menjadi salah satu hambatan sosialisasi yang menyebabkan lambatnya penyebaran informasi. Selain itu, negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan juga menjadi hambatan berat, karena banyak daerah daerah yang letaknya jauh dari sumber informasi. Selain itu juga masyarakat kita yang kurang memperhatikan teknologi informasi menjadi hambatan yang sulit. Dari hambatan hambatan di atas dapat menimbulkan keadaan yang kurang tanggap dari masyarakat sendiri terhadap budaya yang kita miliki.
            Perkembangan era globalisasi yang sangat pesat. Meski globalisasi mampu mempermudah penyampaian informasi, mempermudah komunikasi dan mobilitas sosial. Globalisasi juga meimbulkan keadaan negatif bagi budaya kita. Globalisasi ini sangat mendukung proses terjadinya westernisasi yang sangat mengancam pelestarian budaya Indonesia. Dapat terjadi erosi budaya, lenyapnya identitas budaya nasional dan lokal, dan mampu menyebabkan terjadinya kehilangan arah sebagai bangsa yang memiliki jati diri.
            Dari apa yang telah saya jabarkan di atas, dapat disimpulkan bahwa sifat dan perilaku masyarakat Indonesia yang kurang tanggap dan tidak peduli akan kasus ini merupakan masalah utamanya. Selain itu pemerintah Indonesia harus berpartisipasi secara aktif dalam memajukan dan melestarikan kebudayaan Indonesia secara baik, agar mampu menarik minat masyarakat untuk lebih aktif dalam melestarikan budaya Indonesia dan bahkan memungkinkan budaya Indonesia dipandang oleh mata dunia, jangan hanya mensosialisasikan budaya kita ke dunia saja demi meraup keuntungan di bidang pariwisata. Karena nilai budaya tidak bisa diukur dengan materi, namun dinilai dari kita masyarakat yang melestarikannya dan keaslian dari budaya itu sendiri.
            Menurut saya, tindakan pengklaiman yang dilakukan oleh negara lain seharusnya mampu menjadi tamparan besar bagi Indonesia agar terbangun dari ketidaksadaran kita akan budaya kita sendiri. Jadikanlah upaya pengklaiman yang dilakukan negara lain itu sebagai cermin agar kita berbenah diri agar kasus kasus seperti ini tidak terulang lagi. Meskipun begitu, tidak pernah ada kata terlambat bagi kita untuk berbenah diri dan terus melestarikan dan menghargai apa yang di berikan oleh nenek moyang kita kepada bangsa yang kaya ini.

Ya, usaha sendiri lah akhirnya.