Minggu, 24 Mei 2015

Surat waktu

Tentang penghabisan itu,
karangan bunga aster,
tentang surat-surat yang kamu terima.
Di teras rumah,
termangu.
Matamu sembab,
airmata menderai sampai jauh.
Melihat pecahnya logika dan intuisi,
mencoba bersolek dalam kaca-kaca.

Aku memang tidak disitu.
Saat kamu berlari riang di musim panas,
di tengah daun-daunmu yang meranggas,
dekat tubuh dan nafasmu yang beku di musim dingin,
menyaksikan matahari terbit bersamamu.

Sepi memang buatmu saat ini.
Rubuh,
remuk,
patah,
kabur.
Lilin di hatimu yang mulai padam,
menyiluetkan keputusasaan.
Maafkan aku.
Tapi ketahuilah,
aku tidak pernah meninggalkanmu.
Tidak untuk sekedipan mata.
Aku sudah pernah disitu.

Aku hanya sudah mengembara jauh,
ke negeri asing.
Bertahun-tahun di masa depan.
suatu saat kamu jalani dan singgahi.
Nikmatilah,
pahamilah hakmu.

Oh betapa aku ingin memelukmu saat ini.
Aku tahu keadaanmu.
Aku menunggumu.
Bersatulah denganku ketika bertemu.
Diriku,
di masa kini.

- Verrel Argo Baldi, 24 Mei 2015