Sabtu, 30 Agustus 2014

Sebuah keinginan

Aku ingin melihatmu bahagia.
Menjadi daun kering terakhir di senja itu,
berbesar hati meninggalkan pohon yang tak lagi membutuhkannya,
bersama angin.

Aku ingin mempercayaimu.
Seperti daun kering terakhir,
percaya kepada angin yang mengajaknya berjalan - jalan,
kemanapun mereka berlabuh.

Aku ingin merindukanmu.
Bagai daun kering yang telah lelah berjalan - jalan,
merebahkan dirinya yang tua dibawah pohon.
Memandanginya,
pohon yang tak bisa lagi direngkuhnya di malam - malam dingin.

Aku ingin mencintaimu.
Layaknya daun kering yang mati
dan membusuk di tanah.
Menjadi pupuk.
Memberikan dirinya demi harapan - harapan baru untuk sang pohon yang ia cintai.

- Verrel Argo Baldi, Agustus 2014

Related Posts:

  • Sore tak lagi jinggaSore ini kau mengajakku lagi ke sebuah bukit. Kita biasa datang kesini. Hampir setiap hari. Bercanda, tertawa, berbaring diatas rumputnya. Menikmati j… Read More
  • Surat waktuTentang penghabisan itu, karangan bunga aster, tentang surat-surat yang kamu terima. Di teras rumah, termangu. Matamu sembab, airmata menderai sampai … Read More
  • Sebuah keinginanAku ingin melihatmu bahagia. Menjadi daun kering terakhir di senja itu, berbesar hati meninggalkan pohon yang tak lagi membutuhkannya, bersama angin. … Read More
  • Menjadi akuDipinggir jalan, dipayungi oleh lampu jalan, kita menengadah ke langit malam ini. Ada pameran lukisan yang dipertontonkan oleh bintang - bintang itu.… Read More
  • Bunga kecil kepada lebahSemalaman aku membuat puisi ini untukmu. Mengenai bunga kecil di pinggir danau, yang tampak layu, namun belum kering. Karena ada yang tidak biasa. Di… Read More

1 komentar:

  1. so nice post and romantis, salam blogger, mampir juga di http://pospuisi.blogspot.com

    BalasHapus